Sunday, May 24, 2015

Pertemuan 1

Wednesday, 18 March, 2015

"From Nothing to Something"

Pada awalnya, saya tidak mengira akan diberikan sebuah tanggung jawab untuk melakukan tugas 'Mengajar'. Ya, saya bukan guru ataupun dosen. Saya hanyalah seorang mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di universitas dan berusaha menggapai cita-cita yang saya impikan.

Tak disangka, setelah beberapa waktu saya berkuliah, terdapat sebuah tugas dari mata kuliah Character Building: Pancasila yang mewajibkan para mahasiswanya untuk melakukan kegiatan sosial yang salah satunya adalah mengajar. Saat saya diberi tugas tersebut, saya berusaha mencari-cari siapa pendiri dari komunitas sosial ini, dan ternyata komunitas Teach For Indonesia powered by Binus University lah yang bertanggung jawab dan mengelola kegiatan volunteer ini. Sempat terkagum, karena masih ada komunitas volunteer yang mau peduli dan memperjuangkan pendidikan bangsa dan negara ini khususnya bagi mereka yang kurang mampu.

Itulah sedikit latar belakang saya menulis blog ini, dan sekarang izinkan saya untuk memperkenalkan diri:
NAMA           : Titiek Tania
NIM               : 1801407871
JURUSAN    : Hotel Management



Saya akan menuliskan tentang pengalaman saya dalam hari pertama mengajar. Ya, seperti apa yang dirasakan semua orang saat melakukan hal baru pertama kali, saya merasa tegang, canggung, skaligus bingung. Kami bersama para pengajar volunteer lainnya berkumpul di depan perpustakaan Binus University pukul 14.45 WIB, kemudian para pembina dari Teach For Indonesia (TFI) membuat keputusan untuk meminta kami memilih lima orang anak untuk diajar pada hari itu dan membawa mereka ke ruang bimbel di lantai delapan. Kelas anak ajar yang saya pilih adalah kelas lima SD.

Kami pergi ke lantai delapan menggunakan lift dan harus bersama-sama selalu dengan anak-anak didik kami. Sesampainya di lantai delapan, kami memasuki salah satu ruangan dan..... pengajaranpun dimulai. Saya terlebih dahulu memperkenalkan nama saya dan begitupun mereka. Setelah beberapa lama, proses belajar mengajarpun dimulai. Pada hari itu, saya mengajarkan pelajaran Bahasa Indonesia (Plot atau alur, membahas PR sekolah) dan juga Matematika (Satuan Pengukuran).

Yang menarik adalah dua orang belajar bahasa, dan tiga orang belajar matematika tetapi mereka bisa saling membantu saat ada salah satu temannya yang tidak mengerti dan mengalami kesulitan. Beginilah kira-kira percakapan mereka:
'kak aku gabisa ngapalin tangga satuan ukurnya, susah...' ucap salah satu anak.
'bentar-bentar coba aku inget dulu, kilometer, hektometer... em...' ucap teman sebelahnya.
'kak, kan ada cara gampang hafalinnya tau' ucap anak yang tadinya mengerjakan PR bahasa dan langsung masuk percakapan kami.
'gimana gimana?' tanya saya penasaran.
'kiayi haji damir makan duren campur mie muntah-muntah' jawabnya dengan percaya diri.
'nahhh bener tuh, temen kamu tau smart solutionnya hahaha' ucap saya sambil malu-malu.


Setelah beberapa saat kemudian, saat mereka terlihat sedikit bosan, saya bertanya-tanya sedikit tentang sekolah mereka, berapa lama mereka mengikuti bimbingan belajar ini, dsb. Tak terasa, jam menunjukkan pukul 16.45, para pembina TFI di kelaspun mengizinkan kami untuk mengambil foto bersama anak-anak. Inilah foto kami: 

 


Nilai pancasila yang dapat saya ambil dalam sesi mengajar di hari pertama ini adalah 'Persatuan Indonesia' mengapa? Karena segala perbedaan yang kami miliki, baik dari segi latar belakang, usia, agama, suku, dan sebagainya ini tidak menjadi penghalang bagi kami (saya dan anak-anak) untuk saling membantu satu sama lain. Saya percaya, apa yang saya lakukan dan yang mereka dapatkan sama-sama memiliki satu tujuan, yaitu ilmu untuk membuat bangsa kami semakin terintegrasi dalam pengetahuan dan akal budi.


Titiek Tania - 1801407871
Mengajar di Kampus Anggrek Kemanggisan

No comments:

Post a Comment