Friday, June 5, 2015

Pertemuan 5

Wednesday, May 06, 2015




" Being Normal is Boring "

Hari ini saya mengajar untuk yang kelima kalinya. Tidak seperti biasanya, pada hari ini kami (teman-teman pengajar lainnya) merasa kebingungan, karena tidak ada anak-anak yang berkumpul di luar ruangan depan perpustakaan kampus. Pada akhirnya, kami berkeliling ke semua lantai, mondar-mandir, naik-turun eskalator, dan sampailah kami di ruang berkumpulnya anak-anak. Saya menyesal karena tidak menaruh perhatian yang lebih saat para pembina TFI memberikan informasi perubahan jadwal yang harus diakses di sebuah blog internet.

Beberapa saat kemudian, kami (saya dan anak didik) masuk ke ruangan dan mulai belajar. Materi yang kami sepakati bersama adalah belajar bahasa indonesia dan matematika (ya matematika lagi). Yang pertama kami pilih adalah bahasa indonesia, bahan yang saya ajarkan adalah latihan-latihan soal agar anak didik saya terbiasa untuk mengerjakan soal-soal yang seringkali menjebak pelajar karena tidak membacanya dengan teliti karena bacaan yang banyak sehingga kurang fokus. Kami membahas beberapa soal dari setiap bab. Dia mengerjakan soal-soal yang ada, kemudian membahas apa yang dia tidak mengerti dengan beberapa penjelasan singkat, mengapa jawabannya ini, dan lain sebagainya.


Setelah itu, kami memulai pelajaran yang kedua yaitu matematika. Bahan ajar yang saya pilih adalah perkalian dan pembagian, memang terlihat mudah dan terlalu dasar, tetapi saya mencobanya untuk menghitung angka- angka yang nominalnya besar (perkalian) dan hasil angka berkoma (pembagian). Saya ingin menumbuhkan rasa percaya diri pada dia, karena kebanyakan orang saat dihadapkan oleh soal yang jarang iya temukan, dia akan merasa ragu dengan hasil hitungannya dan malah berkata 'ah takut salah, ah kayaknya aneh deh jawabannya masa segini....' dan sebagainya. Begitulah kata-kata yang sering diucapkan oleh para pelajar, maka tidak jarang para pelajar langsung menyebutkan matematika adalah mata pelajaran yang sulit dan mematikan.


Setelah kami belajar kedua mata pelajaran tadi, waktu mulai menunjukkan pukul 16.30 WIB sehingga itu waktunya kami untuk sedikit bersantai dari pelajaran. Saya tidak ingin seperti yang lain, terlalu serius kepada anaknya sehingga membuat si anak didik terlihat stres dan bosan. Anak didik saya ternyata melihat ada salah satu kakak pengajar yang bermain juga, dia sangat penasaran dengan apa yang mereka berdua lakukan, jadi kami berdua sama-sama memperhatikan mereka. Setelah beberapa saat, kami mulai menirukan permainan yang mereka lakukan dan sambil bercerita-cerita.

Salah satu ceritanya adalah dia bercerita kalau disekolahnya akan ada pentas seni dan dia akan menjadi bagian dari pengisi acara. Saya bangga karena dia bisa aktif berpartisipasi dalam kegiatan sekolah. Oleh karena cerita dia, saya jadi teringat satu permainan yaitu kami harus ber-suit dan yang kalah harus menyanyikan salah satu lagu dengan huruf vokal yang diganti dengan huruf vokal yang ditentukan. Misalnya 'balonku ada lima, rupa-rupa warnanya menjadi bolonko odo lomo, ropo-ropo wornonyo'. Dia tertawa lepas karena permain itu, senang rasanya karena kami bisa menghabiskan waktu bersama dengan pembelajaran serius tetapi tetap fun.


Nilai pancasila yang dapat saya ambil dari sesi mengajar hari keempat ini adalah 'Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan' mengapa? Karena menurut saya, semua mata pelajaran itu tidak ada yang sulit. Asalkan kita mau belajar dengan tekun, serius, dan memiliki hikmat serta fokus yang benar dalam belajar, semua pasti bisa. Ditambah lagi, jika ada yang sulit, kesulitan itu bisa ditanyakan kepada orang yang lebih ahli atau berpengalaman (musyawarah). Saya percaya, tujuan akhir setiap pelajar Indonesia adalah untuk memajukan bangsanya, Bangsa Indonesia.

Titiek Tania - 1801407871
Mengajar di Kampus Anggrek Kemanggisan


No comments:

Post a Comment